Rabu, 22 Oktober 2008

HALAL BIHALAL DI SMALVEN

ALLAHU AKBAR...
ALLAHU AKBAR...
ALLAHU AKBAR...

LAA ILAHA ILLALLAH...
HUALLAHU AKBAR...
ALLAHU AKBAR...
WALILLA ILHAM...

Gema takbir berkumandang...
Telah tiba saatnya bulan syahwal, menandakan bulan penuh kemenangan datang
seiring dengan tenggelamnya bulan ramadhan dimana, selama sebulan penuh kita
senantiasa beribadah Kepada-Nya, berjuang penuh melawan hawa nafsu yang selalu
membelenggu jiwa kita selama ini.

Hari Sabtu tanggal 10 Oktober kemarin, kedua kalinya aku datang pada acara halal bihalal ski smalven
Namun, kali kedua acara ini beda dikarenakan, status pelajarku bukan lagi di SMA NEgeri 11 tapi,
SMA negeri 5. Meskipun begitu, kedatanganku disana masih tetap disambut hangat oleh saudara -
saudara seperjuanaganku, dan teman - temanku yang lain.Apalagi, disana juga datang kakak - kakak
alumni yang dulu pernah membimbingku ketika kelas satu. Senang yang pastinya kurasakan saat itu,
setelah lama tidak berkumpul, bercengkrama, dan berdiskusi dengan mereka akhirnya aku diberi
kesempatan untuk menyambung silaturahmi yang sempat putus akibat kepindahanku ke sekolah lain.
Apalagi, paada acara itu juga, aku diberi kesempatan untuk bertanya - tanya, ngobrol, diskusi
dengan adik kelas calon pengurus ski baru yang memiliki semangat tinggi buat mendalami islam
secara benar dan kaffah. Aku bangga dan kagum dengan mereka semua yang memiliki semangat begitu
besar,melawan arus modernisasi yang siap kapan saja dapat meruntuhkan pemahaman akan islam atau
bahkan menghancurkannya.
KEEP FIGHT !!!!
KEEP SPIRIT !!!!
KEEP MOVING !!!!

Ulangan biologi pertamaku....

Tanggal 14 Oktober kemarin adalah ulangan biologi pertama setelah kepindahanku di smala. Betapa
menyebalkan ternyata soal yang dikeluarkan mulai dari bab 1 sampai dengan bab 3 yang tak pernah
kuketahui karena, sepengetahuanku hanya bab 1 yang diujikan dan tidak begitu sulit soalnya yang
dikeluarkan oleh gurunya. Padahal, setiap kali guru tersebut masuk dan mengajar di kelasku selalu
presentasi dan diakhiri dengan kata - kata "kurang perfek". Yah, begitulah guru biologiku, guru
yang seharusnya mengajar di kelas SBI malah mengajar di kelas Reguler dengan pembawaan beliau
yang "perfeksionis". Padahal, kalau dilihat dari tampang guru tersebut adalah guru kalem dan
super kalem ternyata berbalik 360 derajat.
Guru tersebut setiap kali datang selalu mengajukan presentasi dalam bahasa inggris dari salah
satu kelompok dan apabila kelompok itu belum sempurna dia tidak akan segan - segan untuk berkata
"Kalian, masuk smala dengan nilai nyasar,jelek sekali presentasinya, kurang perfect dan aku
maunya harus perfect".. Tak sampai disitu, guru itu meminta setiap kelompok membuat soal dalam
bahasa inggris tentunya untuk dibuat bahan ulangan kelompok lain. Setelah para kelompok dengan
susah payah membuat soal guru itu malah tidak menghargai karya muridnya. Dan dia malah membuat
soal yang begitu mengejutkan dan begitu sulitnya. Tanpa memberi tahu akan ada ulangan dan bahan
ulangan tersebut mulai dari bab 1 sampai bab 3.
Jelas saja, nilaiku dengan teman - teman sekelasku jelek semuanya terkecuali teman sekelasku yang
ikut olimpiade nasional biologi. Hingg sampai saat ini, kami semua tidak pernah suka dan merasa
nyaman dengan ajarannya yang membuat kami tertekan. Aku harap, guru tersebut dapat sadar akan
ketidaksukaan kelasku dengan pengajarannya.

Selasa, 07 Oktober 2008

Berfikir dong !!!

Banyak sekali diantara kita seringkali berkata akan berfikir tanpa mengetahui akan hakikat dari berfikir tersebut. Sehingga, banyak sekali yang merubah kedudukan dari permasalahan tersebut. Ketika merubah akan kedudukan itu, konsekuensi logisnya adalah merubah tataran paradigma hingga perilaku kita. Karena, ketika kita melakukan sesuatu pasti dilatar belakangi oleh proses berpikir kita. Misalnya, ketika melihat lantai rumah yang kotor yang ada di benak kita pasti berfikir bagaimana cara membersihkannya setelah mengalami proses berpikir itulah menghasilkan sikap untuk menyapu. Namun, apakah sebenarnya berfikir itu ?Tapi alangkah baiknya apabila kita memngetahui standart dari kebenaran itu ? Standart yang benar adalah apa - apa yang dikatakan oleh ALLAH dikarenakan dia-Lah yang Maha Sempurna dan Maha Benar, sesuai dengan realitas dan bersifat universal.
Berfikir adalah sesuatu yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dengan logis dan rasional. Berfikir itu memiliki 3 macam :
1. Berfikir Subyektif : Berfikir sesuai dengan kehendak individual masing - masing. Jadi, segala sesuatunya yang digunakan sebagai alat ukurnya adalah keinginan dan kehendak individual tersebut. Ada suatu penelitian bahwa kekuasaan yang besar ada pada diri manusia adalah nafsu. Sedangkan, nafsu itu sendiri sangat pintar dimanfaatkan oleh setan ataupun jin yang ingin memperalat manusia. Jadi, jelaslah bahwa hal ini sangat bertentangan dengan standart akan kebenaran ini. Jelaslah sudah, bahwa ini adalah berfikir yang salah
contoh : ada suatu kasus seorang DPR bagian keuangan sedang disuap oleh seorang pialang yang ingin membodohi rakyat. Karena, dia ingin memiliki uang yang banyak dia tidak menghiraukan nasibrakyat dan menerima hasil suap tersebut.
2. Berfikir Obyektif : Berfikir dengan menggunakan akal, rasional, logis, memikirkan dampak dan manfaat, sesuai dengan realitas yang ada. Hal ini sangat mendukung dari pengertian dan standart akan suatu kebenaran dan berfikir tersebut.
contoh : ketika sedang menghadapi ujian esoknya, sunatullahnya adalah kita harus belajar supaya lancar menghadapi ujian tersebut. pada saat itu juga dia sedang dirundung rasa malas yang begitu hebatnya karena dia memiliki pola berfikir seperti ini dia memperhitungkan akan dampak dari suatu ujian dan coba menghayati suatu realitas. Sehingga dari itu semua akhirnya dia kembali sadar dan bersemangat kembali untuk belajar
3. Berfikir Konvensional : Berfikir yang tradisional, ikut - ikutan, dan tidak sesuai dengan realitas namun, mengikuti sesuatu yang dianggap baik dan lebih tanpa mempertimbangkan mana yang benar dan salah. Hal ini sangat jelas bertentangan akan hakikat dari berfikir. Hal ini jelaslah salah apabila digunakan untuk suatu pola berpikir
contoh : menurut masyarakat luas doktriner dalam mempelajari suatu agama adalah benar. Padahal, kalau hal ini ditelilti lebih lanjut akan mengakibatkan masyarakat kurang akan pemahamannya yang seharusnya luas dalam segi mempelajari agama. Akibatnya, banyak sekali masyarakat melakukan suatu ritual tanpa diiringi landasan yang sesuai dan tepat. Namun, karena dia memiliki pemahaman berpikir yang seperti ini mengakibatkan dia mengikuti masyarakat yang sebenarnya akan membuat kerugian pada dirinya.
Dari, pembahasan itu jelaslah sudah bahwa berpikir = obyektif. Jadi, orang - orang yang tidak berfikir obyektif adalah seseorang yang tidak pernah berfikir

Silahkan anda renungi, silahkan tinggalkan kesan anda dalam kotak komentar dibawah baik yang pro ataupun kontra.